Serang – (05/05) “Budaya Melayani, Budaya Berintegritas, dan Budaya Anti Korupsi adalah Roh Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM). Siapa yang paling pertama harus menerapkan itu semua? Jawabannya adalah Pimpinan.”
Itulah yang disampaikan Inspektur Jenderal Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Razilu, saat menggambarkan pentingnya seorang pemimpin menjadi Role Model sebagai salah satu kunci keberhasilan organisasi yang dipimpinnya.
“Pimpinan harus ada di garda terdepan dalam karakter, sikap dan perilaku. Pimpinan harus jadi motor penggerak untuk menggerakan organisasi menjadi organisasi yang memiliki budaya berintegritas, budaya melayani, dan budaya anti korupsi”, paparnya di Aula Lantai III, tempat berlangsungnya Safari PMKS Inspektur Jenderal di Kantor Wilayah Banten.
Dikatakan Inspektur Jenderal, dalam melakukan Pembangunan ZI, Pimpinan juga harus punya komitmen dalam mengimplentasikan 6 Area Perubahan. Jika Pimpinan sudah mampu menjadi Role Model, Pimpinan akan mampu membentuk jajarannya menjadi “Duplikat” dirinya. Itulah yang dinamakan kepempimpinan.
“Selanjutnya, menjadi tanggung jawab kita semua, mulai pimpinan sampai level terbawah untuk bisa memvisualisasikan bahwa ASN adalah insan yang bersih dan melayani sepenuh hati. Sehingga tidak hanya semboyan, namun nampak implementasinya di lapangan. Jika hal tersebut dilakukan, barulah akan terjadi perubahan”, tutupnya. (Humas Kanwil Banten)
